Exclusive Content:

BerandaAyumajakuningWarga di Indramayu Gotong Jenazah Lewati Jembatan Bambu, Kepala Desa: “Itu Bukan...

Warga di Indramayu Gotong Jenazah Lewati Jembatan Bambu, Kepala Desa: “Itu Bukan Jalan Utama” ‎

Cirebontrend.id – INDRAMAYU – Viral di media sosial satu unggahan video yang yang menunjukkan sejumlah warga membawa jenazah menggunakan keranda seperti biasanya tapi dari kain sarung dan digantungkan ke batang bambu untuk menggotongnya.

‎Yang menambah dramatis dari video tersebut, mereka yang menggotong jenazah tersebut harus melewati jembatan darurat dari bambu yang dibawahnya sungai.

Kejadian tersebut terjadi di Blok Empang, Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu pada hari selasa (5/8).

Dengan adanya kejadian tersebut, Kepala Desa Desa Eretan Wetan, Edi Suhedi menanggapi, bahwa jalan dan jembatan bambu yang dilalui warga saat membawa jenazah tersebut bukan jalan utama.

‎”Biasanya mas, kalo ada yang meninggal itu tidak lewat jalan (jembatan) itu tapi lewat jalan KUD, jalan yang lebih besar,” jelasnya kepada CirebonTrend. Kamis, 7 Agustus 2025.

Menurut Edi, memang jembatan itu biasanya untuk potong kompas orang yang menyeberang sungai biar lebih cepat dan dekat.

‎”Mungkin mereka biar lebih dekat untuk sampai ke pemakaman, tapi kan kalo untuk bawa jenazah bukan dari situ jalannya, dan memang setelah menyebrangi sungai jenazah tadi dimasukkan ke keranda yang sudah disiapkan diseberang sungai,” ungkapnya.

‎Kejadian seperti ini, lanjut Edi, baru pertama kali karena sebelumnya jika ada orang meninggal pasti dibawanya lewat jalan dari KUD yang besar.

“Ini baru pertama kali mas, karena biasanya warga yang meninggal lewatnya dari jalan KUD terus dapet jalan pantura itu mas, ini mah dibikin-bikin lah,” ujarnya.

“Yang meninggal itu namanya Warkim, seumuran saya lah, sekitar 60 tahun, meninggal karena sakit,” sambungnya.

Kepala Desa Eretan Wetan mengatakan, warga Blok Empang, Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu tersebut saat ada program relokasi di Eretan Kulon karena banjir rob mereka menolak untuk pindah padahal pemukiman disitu dekat sekali dengan laut.

‎”Tadinya mau relokasi, tapi masyarakatnya nggak mau, pengennya dibangunnya di situ, bikin rumah panggung, macem-macem lah, sedangkan disitu tanah empang, pengennya jalannya di cor, dan juga itu empang tanah milik bukan tanah desa,” pungkasnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments