Cirebontrend.id – CIREBON – Upaya mendorong ketahanan pangan di tingkat akar rumput mendapat dorongan nyata dari sosok Ustadz HM Ujang Busthomi.
Tanpa menunggu bantuan pemerintah, tokoh agama asal Cirebon ini mengambil inisiatif membangun akses jalan pertanian sepanjang satu kilometer secara mandiri di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu.
Pengerjaan jalan dimulai Minggu 13 Juli 2025, dengan memanfaatkan dana pribadi. Menariknya, pembangunan ini turut melibatkan warga sekitar sebagai tenaga kerja—yang tidak hanya diajak bergotong-royong, tetapi juga dibayar secara profesional.
“Ini bukan hanya proyek infrastruktur, tapi ikhtiar bersama membangun kemandirian pangan desa. Dengan akses yang layak, petani dan peternak bisa bergerak lebih efisien,” ujar Ustadz Ujang saat ditemui di lokasi proyek.
Jalan yang sedang dibangun ini melintasi lahan pertanian warga yang ditanami berbagai komoditas seperti jagung, cabai, kangkung, hingga terong. Selain mendukung pertanian, jalan tersebut juga mempermudah akses peternak ayam, kambing, dan bebek.
Tak hanya untuk sektor ekonomi, proyek ini juga terbuka bagi seluruh warga. “Siapapun boleh menggunakan jalan ini. Ini bukan proyek pribadi, ini kontribusi untuk masyarakat. Semoga bisa bermanfaat luas,” tambahnya.
Aksi Ustadz Ujang pun menuai pujian dari berbagai tokoh masyarakat. Salah satunya datang dari Wawan Setiawan, mantan Kuwu Banjarwangunan, yang menilai pembangunan jalan ini sebagai bentuk kepemimpinan moral yang patut dicontoh.
“Beliau tidak hanya bicara, tapi langsung bertindak. Warga dilibatkan, diberi upah layak, dan hasilnya akan dinikmati banyak pihak. Ini bentuk keberpihakan kepada rakyat kecil yang sering kali luput dari perhatian,” ungkap Wawan.
Wawan juga menekankan bahwa inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa pembangunan tak selalu harus bergantung pada anggaran negara. Menurutnya, perubahan bisa lahir dari individu yang punya kemauan kuat dan rasa peduli terhadap sesama.
Pembangunan jalan oleh Ustadz Ujang menjadi cermin nyata dari semangat gotong-royong dan ketulusan dalam membangun desa. Di tengah berbagai tantangan pembangunan, kisah ini menjadi harapan bahwa dengan solidaritas dan kepemimpinan dari akar rumput, kemajuan desa bisa dimulai dari langkah sederhana namun berdampak luas.
