Cirebontrend.id – CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama jajaran Forkopimda dan Polres Cirebon Kota (Ciko) mengambil langkah tegas dalam penataan kawasan wisata religi Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati.
Upaya ini ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, tertib, dan nyaman bagi para peziarah.
Tim gabungan yang terdiri dari personel TNI, Polri, Satpol PP, dan aparat kecamatan, melakukan operasi penertiban terhadap pengemis dan pengamen liar yang selama ini meresahkan para pengunjung.
Bupati Cirebon, Imron, turun langsung ke lokasi untuk memantau kondisi dan berdialog dengan warga serta para pedagang.
“Banyak keluhan dari peziarah soal ketidaknyamanan, terutama karena adanya pengemis yang memaksa dan pengamen yang tidak tertib. Ini yang sedang kami benahi,” ujar Imron di sela kunjungannya, Rabu 5 Agustus 2025.
Menurutnya, kawasan ziarah ini bukan hanya destinasi religi, tapi juga bagian dari warisan budaya yang harus dijaga bersama.
Oleh karena itu, Pemkab Cirebon berupaya menata kawasan secara menyeluruh, tidak hanya lewat penindakan, tetapi juga melalui pembinaan masyarakat.
“Kami ingin para peziarah datang dengan tenang, dan pulang dengan kesan baik. Jika kawasan ini tertib, ekonomi pedagang juga akan ikut tumbuh,” tambahnya.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menegaskan bahwa penertiban dilakukan secara terkoordinasi dengan semua pihak, termasuk Kesultanan Kanoman sebagai pengelola kawasan.
“Bukan penertiban mendadak. Ini hasil koordinasi berulang. Semua pihak, termasuk kesultanan dan pedagang, sepakat bahwa penataan ini perlu,” jelas Eko.
Dari data sementara, terdapat sekitar 300 pengemis yang beraktivitas di kawasan tersebut, dengan mayoritas berasal dari luar daerah.
Eko juga mengingatkan bahwa tindakan hukum akan ditempuh jika ditemukan indikasi pelanggaran pidana, termasuk eksploitasi anak.
Sebagai langkah jangka pendek, penjagaan rutin kini diterapkan setiap hari. Total 41 personel gabungan diterjunkan, terdiri dari 6 anggota Polri, 5 anggota TNI, dan 30 Satpol PP.
Selain penindakan, Forkopimda juga menyusun program pembinaan bagi warga sekitar. Masyarakat yang selama ini menggantungkan ekonomi dari aktivitas tidak resmi di kawasan religi akan diarahkan ke kegiatan yang lebih produktif dan tertib.
“Kita siapkan pelatihan, edukasi, bahkan pembinaan profesi. Ini bukan soal mengusir orang, tapi menata agar semua pihak mendapat manfaat secara adil dan tertib,” ujar Eko.
Bupati Imron berharap masyarakat mendukung penataan ini demi masa depan kawasan Sunan Gunung Jati yang lebih baik.
“Kita rawat bersama situs sejarah ini. Kalau tertib dan nyaman, peziarah akan terus datang, dan itu jadi berkah bagi warga,” pungkasnya.