Cirebontrend.id – INDRAMAYU – Di balik rindangnya kawasan eduwisata Embung Jangkar, Desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, tersembunyi sebuah inisiatif inspiratif yang tengah menggeliat.
Sebuah kandang ayam milik Kuwu Sindang, Carnita, kini menjadi pusat harapan baru bagi ketahanan pangan desa, sekaligus penopang program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Enam bulan lalu, Carnita memulai peternakan ayam petelur dengan 500 ekor ayam. Kini, usaha tersebut telah berkembang menjadi 1.700 ekor ayam, menghasilkan sekitar 27 kilogram telur setiap harinya.
“Dari 500 ekor ayam itu, telur yang saya dapatkan sekitar 27 kilogram per hari,” ujar Carnita saat ditemui CirebonTrend di kandang ayam. Senin, 21 Juli 2025.
Namun lebih dari sekadar produktivitas, visi besar Carnita menjadikan peternakan ini sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan desa, sejalan dengan upaya nasional dalam menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah melalui program MBG.
“Dalam menu MBG kan lauknya ada telur, ayam. Jadi dengan beternak ayam petelur, kita bisa mendukung pemenuhan kebutuhan MBG terkait telur, tanpa perlu mengambil atau beli keluar Indramayu,” jelasnya.
Di Desa Sindang sendiri, terdapat lebih dari 3.000 siswa yang menjadi penerima manfaat MBG.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Carnita menargetkan jumlah ayam petelur bisa mencapai 2.200 ekor, dengan produksi hingga 1.800 butir telur per hari.
Penambahan 500 ekor ayam akan dibiayai dari Dana Desa, sementara sisanya berasal dari dana pribadinya.
“Silakan hitung sendiri berapa kebutuhan telur untuk menu MBG? Makanya saya memilih ternak ayam, bukan kambing atau sapi, karena menu MBG tidak ada daging kambing,” ujarnya sambil tersenyum.
Tak hanya menjadi penopang gizi desa, peternakan ayam ini juga menjadi bagian dari wisata edukatif di kawasan Embung Jangkar.
Pengunjung, termasuk pelajar dari dalam dan luar daerah, dapat belajar langsung mengenai budidaya ayam petelur.
“Pengunjung bisa memanen telur, memberi pakan ayam, memberi pakan ikan, belajar menanam padi, hingga memetik buah anggur,” tutupnya.
Dengan memadukan pemberdayaan ekonomi, ketahanan pangan, dan wisata edukatif, inisiatif Carnita menjadi contoh nyata inovasi desa yang berdampak luas, sekaligus inspirasi bagi daerah lain dalam mengoptimalkan Dana Desa secara produktif dan berkelanjutan.