Cirebontrend.id – CIREBON – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Negeri 2 Kota Cirebon tahun 2025 berlangsung selama lima hari, dengan mengacu penuh pada Petunjuk Teknis (Juknis) dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Kepala SMKN 2 Kota Cirebon Yayat Hidayat mengatakan sekolah ini tak sekadar melaksanakan kegiatan secara kaku. Dengan semangat menciptakan lingkungan yang ramah, menyenangkan, dan tidak membosankan bagi siswa baru, SMK Negeri 2 menyisipkan berbagai kreativitas dalam pelaksanaannya.
“MPLS tahun ini temanya Gapura Pancawaluya, semua materi dan jadwal sudah tercantum di Juknis, dari mulai tata tertib hingga materi bela negara,” ujarnya, Selasa 15 Juli 2025.
“Tapi kami di SMK Negeri 2 ingin memastikan bahwa siswa tidak hanya menerima materi, tapi juga merasa nyaman dan senang berada di sekolah baru mereka,” tambahnya.
Pelaksanaan MPLS di SMK Negeri 2 dibagi menjadi lima hari kegiatan. Hari pertama hingga ketiga difokuskan pada penyampaian materi penting seperti:
• Nilai-nilai Pancawaluya
• Wawasan Wiata Mandala
• Deep learning
• Tata tertib sekolah
• Bela negara dan wawasan kebangsaan (dengan alokasi 7 JP/hari)
• 7 Kebebasan Anak Indonesia Hebat
• Keselamatan berkendara, bekerja sama dengan Polsek Kesambi
“Hari kedua, kita khususkan untuk bela negara dan wawasan kebangsaan. Kegiatannya diisi oleh TNI, dengan kombinasi praktik baris-berbaris (PBB) di lapangan dan sesi materi dalam ruangan,” jelas Yayat.
Yayat juga mengungkapkan, meski materi padat, SMK Negeri 2 Kota Cirebon menyadari pentingnya selingan kegiatan yang menyegarkan.
“Kalau materi terus menerus, apalagi dalam ruangan tertutup, anak-anak bisa jenuh. Kami selipkan penampilan kakak kelas – dari ekskul, OSIS, sampai Pasibra. Bahkan ada yang tampil dengan busana kebaya untuk menarik perhatian,” ungkapnya.
Setiap jeda 10-15 menit digunakan untuk menampilkan kegiatan siswa, mulai dari demo ekstrakurikuler, fashion show seragam jurusan, hingga aksi-aksi kreatif lainnya. Tujuannya bukan hanya menghibur, tapi juga memberi gambaran langsung tentang kehidupan sekolah.
Sesuai arahan provinsi, hari kelima diisi dengan Aksi Ekologi, yakni rangkaian kegiatan yang mengajak siswa peduli lingkungan. Meski bukan hal baru bagi sekolah, namun tahun ini aksi ekologi diperkuat sebagai bagian resmi dari MPLS.
Materinya meliputi edukasi lingkungan hingga kegiatan langsung yang menanamkan kepedulian terhadap bumi sejak dini.
Kegiatan MPLS juga diselenggarakan secara variatif dari segi lokasi, agar tidak monoton. Tidak semua kegiatan dilaksanakan di aula. Beberapa aktivitas dilakukan di lapangan atau ruang terbuka lain.
“Penyegaran itu penting. Tidak bisa semua dilakukan dalam ruangan terus. Kita pikirkan juga penempatan dan kenyamanan anak,” tuturnya.
Tahun ajaran ini, SMK Nabili 2 menerima sebanyak 643 siswa baru yang terbagi dalam 15 rombongan belajar (rombel) dengan 5 jurusan berbeda.
Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMK Negeri 2 Kota Cirebon Susi Pujiriastanti menjelaskan, Perbedaan antara MPLS di SMK dan SMA sendiri, menurut pihak sekolah, tidak terlalu mencolok karena aturan Juknis dari provinsi tetap sama.
Namun pengenalan atribut dan kompetensi keahlian menjadi ciri khas SMK, termasuk penampilan seragam masing-masing jurusan.
“Tata tertib sekolah memang wajib disampaikan. Tapi kami ingin siswa tidak merasa itu membatasi mereka. Karena itu kami tampilkan langsung contoh melalui kegiatan kakak kelas. Ada rasa bangga saat mereka melihat seragam khas jurusan masing-masing. Itu jauh lebih efektif daripada sekadar ceramah,” Jelasnya.
Dengan pendekatan ini, SMK Negeri 2 Kota Cirebon berharap para siswa baru dapat beradaptasi dengan baik, memahami aturan sekolah, dan mulai membangun semangat positif dalam menempuh pendidikan di jenjang SMK.