CirebonTrend.id – INDRAMAYU – Pengamat Sosial dan Politik dari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, Dr. Khaerudin Imawan, menilai bahwa calon bupati Indramayu incumbent, Nina Agustina, sebaiknya dipasangkan dengan tokoh lokal dalam Pilkada mendatang. Pilkada akan digelar pada 28 November 2024.
Khaerudin menyatakan bahwa pasangan Nina harus memiliki tokoh lokal yang memiliki massa dan menjadi panutan baik di bidang pemerintahan maupun keagamaan.
Menurutnya, untuk memajukan Indramayu, dibutuhkan terobosan yang progresif dengan mempertimbangkan jangka panjang, serta pondasi yang kuat yang dapat dibangun melalui Pilkada.
Beberapa nama tokoh politik yang dinilai layak untuk disandingkan dengan Nina Agustina meliputi Daniel Mutaqien dari Partai Golkar, Syaefudin, Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Bambang Hermanto, Anggota DPR RI dari Indramayu Barat, serta Hilal Himawan, Anggota DPRD Jawa Barat yang dikenal sebagai tokoh milenial.
Tokoh-tokoh ini, menurut Khaerudin, memiliki massa yang dapat mendongkrak suara Nina dalam pilkada.
Selain itu, Khaerudin juga mengusulkan Dedi Wahidi dari PKB, H Ali Wardana yang memiliki hubungan baik dengan incumbent, H Suwarto yang memiliki basis massa nelayan dan petani, serta Kasan Basari, Ketua Partai Gerindra Indramayu.
Di sektor pemerintahan, Aep Surachman, Sekda Kabupaten Indramayu, dan Teguh Budiarso, Kepala Satpol PP, dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mendampingi Nina.
Khaerudin juga menyoroti potensi tokoh keagamaan dan masyarakat yang bisa menjadi pendamping Nina, seperti KH Mustofa, Ketua PCNU Kabupaten Indramayu, KH Juhadi, Ketua PWNU Jawa Barat, serta H Maman Suparman Yahya, seorang pengusaha sukses di Indramayu.
Khaerudin berpendapat bahwa Nina Agustina yang telah mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju kembali, sebaiknya memilih pendamping yang benar-benar memahami karakteristik Indramayu.
Ia percaya bahwa dengan adanya kolaborasi antara tokoh lokal dan incumbent, berbagai persoalan yang dihadapi Indramayu dapat diselesaikan dan perkembangan jangka panjang dapat terwujud.
“Indramayu membutuhkan pencapaian-pencapaian yang progresif untuk jangka panjang, dan pondasi ini harus dibangun sekarang. Nina Agustina memerlukan partner yang bisa mengkolaborasikan kepentingan daerah dengan baik,” tutur Khaerudin Imawan.
