CirebonTrend.id – INDRAMAYU – Ketua DPC Partai Gerindra Indramayu, Kasan Basari, angkat bicara terkait beredarnya informasi mengenai pasangan calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Cawabup), Saefudin dan Lucky Hakim yang disebut-sebut akan maju dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Indramayu.
Ia mengungkapkan bahwa kedua figur tersebut, yakni Saefudin yang merupakan Ketua DPD Golkar Indramayu dan Lucky Hakim sebagai Ketua DPD Partai NasDem Indramayu, bukan merupakan kader dari Partai Gerindra.
Kasan menyatakan kekecewaannya atas isu tersebut yang beredar tanpa adanya komunikasi dengan DPC Partai Gerindra.
“Kami sangat menyayangkan isu ini berkembang tanpa ada konfirmasi dengan DPC Gerindra, padahal DPC memiliki hak prerogatif untuk memutuskan hal ini. Seharusnya ada komunikasi yang dibangun,” tegasnya. Kamis, 15 Agustus 2024.
Hingga saat ini, Kasan mengungkapkan, bahwa belum ada komunikasi dari pihak-pihak yang mengklaim sebagai pasangan calon yang akan diusung oleh Partai Gerindra.
“Belum ada komunikasi yang dibangun dari mereka yang mengklaim sebagai pasangan calon yang diusung oleh Gerindra,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai apakah DPC Gerindra tidak merestui pasangan tersebut, Kasan menjelaskan bahwa rekomendasi calon bukanlah wewenang DPC melainkan dari pusat.
Namun, secara formal, DPC memiliki peran penting karena wilayah Pilkada Indramayu berada di bawah kewenangan DPC.
“Sejauh ini, kami belum menerima penugasan atau perintah baik dari DPD maupun DPP,” jelasnya.
Kasan juga menyoroti bahwa isu yang beredar tanpa kejelasan ini mengganggu stabilitas internal DPC Gerindra.
“Kami berharap ada kader organik dari Gerindra yang dapat bertarung dalam pemilihan kepala daerah, sebagai wujud kebanggaan bagi PAC dan ranting,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah ada upaya menanyakan hal ini ke DPD atau DPP, Kasan mengungkapkan bahwa ia pernah menanyakan ke DPD namun belum mendapat jawaban pasti.
Ia juga menyatakan jika rekomendasi akhirnya jatuh pada dua nama tersebut, yang bukan kader Gerindra, maka akan ada kekecewaan dari pihaknya.
“Kekecewaan itu akan muncul jika rekomendasi jatuh ke figur yang memiliki partai lain. Hal ini berbeda jika rekomendasi diberikan kepada figur yang tidak memiliki partai,” ujar Kasan.
“Jika rekomendasi tersebut benar jatuh ke tangan figur di luar Gerindra, maka ini masih menjadi tanda tanya besar,” sambungnya.
Kasan juga mempertanyakan klaim bahwa pasangan ini didukung oleh empat partai politik, dan meminta media untuk memverifikasi langsung dengan partai-partai terkait seperti PKS dan Golkar.
“Kecuali NasDem, mungkin iya, tapi Golkar saya pikir masih belum,” tuturnya.
Mengenai alasan mengapa Gerindra harus menjadi bagian dari pasangan tersebut, Kasan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan urusan pihak yang bersangkutan.
“Mungkin ada tujuan-tujuan tertentu,” tutupnya.