Google search engine
BerandaAyumajakuningHimpunan Santri dan Masyarakat Indramayu Tolak Kebangkitan HTI

Himpunan Santri dan Masyarakat Indramayu Tolak Kebangkitan HTI

CirebonTrend.id – INDRAMAYU – Himpunan Santri dan Masyarakat Indramayu (HASMI) mendeklarasikan penolakan terhadap kemunculan kembali kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Deklarasi ini dilakukan bersama ratusan santri dan masyarakat di Ponpes Hidayatuttholibiin, Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, pada Minggu 30 Juni 2024 malam.

HASMI meminta masyarakat tetap waspada dan tidak terlena meskipun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah dibubarkan, karena ideologi dan pergerakannya diduga masih ada.

HASMI menolak tegas segala hal yang berhubungan dengan HTI demi menjaga keutuhan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketua HASMI, Ustadz Saeful Ulum, menegaskan bahwa HTI adalah organisasi radikal dan berbahaya karena mengusung paham khilafah yang mengancam ideologi Pancasila dan berpotensi memecah belah bangsa.

“HTI sangat berbahaya. Mereka awalnya masuk secara halus ke lingkungan masyarakat, tetapi kemudian memprovokasi untuk melawan pemerintah,” kata Saeful kepada CirebonTrend.id, Senin 1 Juli 2024.

Saeful menekankan pentingnya melawan potensi kemunculan kembali HTI secara masif.

“Mereka sudah bergerilya secara masif, sehingga kita juga harus melawan pergerakannya dengan masif dan menolak di mana pun kita berada,” tegasnya.

Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, juga mengingatkan masyarakat soal HTI. Menurutnya, meskipun organisasi tersebut telah dibubarkan, pergerakannya masih ada.

“Mereka menggunakan kamuflase untuk tetap bergerak tanpa dicurigai, sehingga menjadi lebih berbahaya,” ujar Juhadi.

Juhadi menilai, gerakan HTI seolah memperjuangkan agama Islam, padahal sebenarnya mereka berpolitik untuk mengubah Indonesia menjadi negara khilafah yang bertentangan dengan Pancasila.

“Mereka biasanya menemui orang-orang yang Aswajanya belum matang, kemudian mendoktrin agar masyarakat tertarik,” jelas Juhadi.

Juhadi berpesan kepada masyarakat untuk waspada terhadap orang asing yang berpura-pura mendakwahkan agama tetapi menyalahkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, karena itu adalah ciri-ciri kelompok HTI.

“Percayalah kepada kiai dan ustadz di lingkungan sendiri, karena mereka lebih aman dan tidak akan mengajarkan hal-hal yang merugikan bangsa dan negara,” tutupnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -    

Most Popular

Recent Comments