CirebonTrend.id – INDRAMAYU – Peristiwa perundungan terhadap murid SD yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu (24/2) yang silam, akhirnya pihak sekolah buka suara.
Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 3 Karangsong, Budiman Paningkas kembali menjelaskan kronologis kejadian perundungan yang terjadi di sekolahnya.
“Pada saat terjadi perundungan, itu dilakukan pada saat jam istirahat dan tempat kejadiannya di madrasah yang lokasinya tidak jauh dari lokasi tempat kita,” kata Budiman kepada CirebonTrend.id, Kamis 7 Maret 2024.
Sedangkan pihak sekolah mengetahui perundungan, Budiman menjelaskan, setelah mendapatkan rekaman video dari anak-anak melalui wali kelasnya, yang pada saat kejadian perundungan wali kelasnya sedang ada rapat dinas.
“Sebenarnya mereka itu (korban dan pelaku) satu kelas, kelas lima,” jelasnya.
Jadi mereka itu sudah terbiasa bergurau, kata Budiman, hanya saja yang berakibat fatal itu ya baru kali ini, sampai diluar nalar kita sampai terjadi perundungan tersebut.
“Untuk penyebab dibullynya, akibat candaan aja, candaan ama temennya, masalah sepeda dijual gitu,” ujar Budiman.
Dari pihak sekolah setelah terjadinya perundungan, pada Rabu (28/2) langsung mengumpulkan korban dan pelaku serta para orang tuanya.
“Setelah melakukan mediasi itu, semua pihak sudah saling bermaaf-maafan, dan saling menerima pada saat itu (28/3),” kata Budiman.
Namun, setelah beberapa hari kemudian, paman korban setelah mengetahui peristiwa perundungan tersebut di media sosial tidak merasa terima dengan kejadian itu, dan melaporkan kepada pihak kepolisian.
“Betul, karena merasa tidak terima pihak pamannya melaporkan ke pihak kepolisian,” ujar Kepsek SDN 3 Karangsong Kabupaten Indramayu.
Sedangkan untuk kondisi psikologis korban dan pelaku, Budiman mengungkapkan, sepertinya mereka mempunyai mental terbiasa, jadi mereka sepertinya tidak punya efek jera.
“Cuma tetap jadi pantauan saya, karena anak tersebut itu, yang dibully itu, udah dari mulai kelas satu, anak-anak tersebut itu yang saya sidang dan mediasi merupakan pantauan dari pihak SD kami,” ungkapnya.
Setelah adanya kejadian ini, Budiman menegaskan, upaya dari sekolah untuk tidak terjadi lagi peristiwa perundungan ini, menegaskan kepada guru-guru untuk tiap hari memperketat pengawasan terhadap murid.
“Pas saat istirahat segera istirahat, pas saat masuk segera masuk lagi, dan HP dirampas, jika setelah istirahat anak tidak ada, segera dicari,” tegas Budiman.