CirebonTrend.id – INDRAMAYU- Nadran sudah menjadi tradisi di Nusantara, tidak terkecuali di Kabupaten Indramayu Jawa Barat yang notabene mempunyai garis pantai cukup panjang di Pantai Utara Jawa.
Upacara ini merupakan tradisi turun temurun dari zaman dulu yang diwariskan oleh para nelayan. Tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini dilakukan sebagai bentuk syukur para nelayan atas hasil tangkapan di laut.
Proses panjang dipersiapkan nelayan untuk melaksanakan tradisi itu. Mulai dari menyiapkan sesajen yang berisi kepala kerbau jantan, buah-buahan, makanan minuman yang ada dalam replika kapal kecil atau disebut meron.
Bahkan, sebelum pelarungan (menenggelamkan kepala kerbau) dilakukan di tengah laut sejauh 2 Kilometer. Upacara seperti ruwatan hingga doa bersama juga dilakukan dengan hikmat.
“Ini sebenarnya menyimbolkan rasa syukur. Karena kerbau ini merupakan simbol satu sisi ada simbol kekuatan dan kebodohan. Dengan pelarungan ini maka kekuatan kita ambil dan simbol jeleknya kita buang,” kata Penggiat Budaya Indramayu Nang Sadewo usai prosesi pelarungan kepala kerbau.
Diceritakan Nang Sadewo, bahwa kegiatan tangkap ikan dari muara Karangsong, Kabupaten Indramayu ini sudah ada sejak dulu. Dalam catatannya, koperasi sudah terbentuk sejak tahun 1917 silam dan baru melaksanakan tradisi nadran di kisaran tahun 1970an.
Berbeda dengan kondisi saat ini dimana tradisi nadran menjadi sebuah pesta budaya yang banyak dinanti oleh masyarakat. Namun, nadran kala itu hanya berlangsung secara sederhana.
“Dari catatan masa lalu, tradisi ini berlangsung sederhana, perahunya masih memakai perahu layar dan hanya dilakukan oleh kelompok nelayan tertentu saja,” jelas Nang Sadewo.
Saat ini, nadran yang dimotori KPL Mina Sumitra dilakukan rutin setiap 2 tahun sekali. Namun, lantaran pandemi COVID-19, pesta laut baru dilaksanakan meriah di tahun 2023 ini.
Dalam kesempatan yang sama, Ono Surono, Anggota DPR RI Komisi 4 yang kebetulan pernah menjabat Ketua KPL Mina Sumitra hadir dalam kegiatan nadran.
“Indramayu itu merupakan Kabupaten penghasil ikan terbesar di Jawa Barat bahkan di Indonesia, ini berkat dukungan bupati selaku pimpinan daerah dan para pelaku usaha nelayan di Indramayu, juga fasilitas di karangsong ini jauh lebih baik dari 10 tahun yang lalu” ujar Ono Surono.
“2 tahun sekali ya untuk nadran ini, karena tahun kemarin ada pandemi dan sebagainya akhirnya tahun ini baru bisa dilaksanakan. Dan masyarakat nelayan senang semua nya mudah-mudahan berkah untuk Indramayu untuk nelayan,” kata Bupati Indramayu Nina Agustina setelah menyaksikan prosesi pelarungan kepala kerbau.
Menurutnya, tradisi ini harus tetap terjaga selain mempertahankan kearifan budaya lokal juga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan laut.
“Harus dipertahankan, bagaimana Indramayu dengan garis pantai terpanjang dan penghasil ikan se Jawa Barat terbesar. Mudah-mudahan sejahtera. Dengan adanya nadran ini tadi juga sudah berdoa bersama-sama dan pelarung sebagai adat agar bangkit lagi untuk budaya lokal Indramayu,” pungkasnya. (nji)